BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Dalam masyarakat tentunya sering ditemukan beberapa pandangan yang berbeda satu sama lain. Dalam melihat kenyataan social atau biasa disebut dengan realitas social dalam masyarakat juga demikian. Penalaran atau penilaian atas sebuah realitas umumnya dimulai dngan asumsi, yaitu dugaan individu yang belum teruji kebenarannya. Dari asumsi-asumsi tersebut berkembang menjadi perspektif, pandangan atau paradigma kejadian yang berkembang di alam semesta oleh para ilmuwan di asumsikanmemiliki tertib, keteraturan, atau pola yang jelas agara perspektif yang dihasilkan dapat dipahami oleh setiap individu. Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyanikan tentang suatu hal, dengan perspektif orang akan memandang seseuatu hal berdasarkan cara – cara tertentu. Perspektif membimbing setiap orang untuk menentukan bagian yang relevan dengan fenomena yang terpilih darikonsep-konsep tertentu untuk dipandang secara rasional. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa perspektif adalah kerangka kerja konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan tindakan dalam suatu konteks situasi tertent.
Dalam konteks sosiologi juga memiliki perspektif yang memandang proses social didasarkan pada sekumpulan asumsi, nilai gagasan yang melingkupi proses social yang terjadi sehingga menjadi perspektif pedekatan, atau kandag disebut paradigma ketiga-tiganya merupakan cara sosiologi dalam mempelajari masyarakat. Walaupun perspektif tersebut berbeda, bahkan kadang saling bertolak belakang, antara satu dengan yang lain, namun, sekali lagi perspektif ini h anya merupakan cara pendekatan untuk mengkaji masyarakat. Jadi dapat disimpulkan, bahwa perspektif sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji tentang kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau proses social kehidupan di dalamnya. Pada perkembangan selanjutnya terdapat empat perspektif dalam sosiologi, yaiut perspektif evolusionis, dan perspektif konflik.
2. MACAM-MACAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa perspektif sosiologi terdiri dari empat perspektif yang akan dijelaskan sebagai berikut :
A. Perspektif Evolusionis
Evolusi dapat diartikan sebagai perubahan sehingga jika dikaitkan dengan sosilogi maka perubahan yang dimaksu yaitu menetik beratkan pada pola perubahan masyarakat dalam kehidupannya. Perspektif evolusionis merupakan perspektif teoritis yang paling awal dalam sosiologi penganutnya adalah Auguste Comte (1798-17-57) dan Herbest Spencer (1820-1903). Perspektif memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimana masyarakat manusia tumbuh dan berkembang. Proses perkembangan tentang masyarakat ini diamati dengan cara membuat pola kedudukan antara terbelakang dan maju, yang artinya menarik garis pola kehidupan masyarakat dari pangkap keterbelakangan dan maju, yang artinya menarik garis pola kehidupan masyarakat dari pangkal keterbelakangan menuju pola kehidupan yang maju / kemajuan, dimana pola kehidupan manusia akan selalu masuk babak baru dengan evolusi kehidupan yang selali berproses. Para sosilogi yang menggunakan perspektif ini mencari pola perubaan dan perkembangan yang munculdalam masyarakat dengan menitikberatkan pada evolusi kehidupannya. Dalam perspektif ini secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju, namun ada beberapa hal yang tidak ditinggalkan sama sekali dalam pola kehidupannya yang baru dan akan terus dibawa meskipun hanya kecil sampai paa perubahan yang paling baru selain itu juga, perspektif ini menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu organisme atau suatu hidup yang mengalami proses diferensiasi dan integrasi secara berurutan. Kehidupan masyarakat sebagai suatu organisme mengalami suatu pertumbuhan secara terus menerus dalam upaya memperbaiki struktur yang ada. Sehingga dalam kaitannya dengan proses perubahan sosial terdapat empat hal pnting, yaitu :
1) Asal usul dari masyarakat maju sekarang
2) Tingkat perubahan sosial
3) Penyebab perubahan sosial
4) Kemana arah perubahan sosial yang akan terjadi
B. Perspektif Interaksionis
Pada pengamatan yang menfokuskan pemahamannya pada interaksi yang dilakukan oleh setiap individu gagasan ini dikembangkan oleh George Herbert Mead (1863-1931) dan Charles Horton Cooley (1846-1929). Interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan symbol, tanda, kata, dan isyarat lewat tulisan maupun lisan. Bagi Perspektif ini orang sebagai makhluk hidup diyakini mempunyai perasaan dan pikiran. Dengan perasaan danpikiran orang mempunyai kemampuan untuk memberi makna terhdap situasi yang ditemui, dan mampu bertingkah laku sesuai dengan interprestasinya sendiri. Sikap dan tindakan orang tidak dipaksa oleh struktur yang berada di luarnya (yang membingkainya) serta tidak semata-mata ditentukan oleh masyarakat. Singkatnya, Perspektif ini memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dengan kelompok. Terutama dengan menggunakan symbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun tulisan. Perspektif interaksionis merupakan pendekatan / pandangan yang dapat digunakan dalam penelitian fenomena – fenomena kehidupan masyarakat karena fenomena kehidupan masyarakat terjadi karena proses interaksi, baik interaksi dengan diri sendiri maupun interaksi antar individu dalam lingkungan keluarga maupun mayarakat pada umumnya.
C. Perspektif Fungsionalis
Dalam Perspektif ini, masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisasi dan teratur, serta memiliki seprangkat aturan dan nilai yang dianut sebagian besar anggota masyarakat tersebut. Tokoh dari Perspektif ini yaitu Talcot Parson, Kingsley Davis, dan Robert K Merton. Masyarakat dipandang sebagai suatu system yang stabil, selaras dan seimbang.
Dengan demikian menurut Perspektif ini, setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu secara terus menerus, karena hal itu fungsional. Sehingga pola perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat. Perspektif ini lebih menekankan pada keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat. Lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, dan agama dianalisis dalam bentuk bagaimana lembaga-lembaga itu membantu mencukupi kebutuhan masyarakat. Ini berarti lembaga-lembaga itu dalam analisis ini dilihat seberapa jauh peranannya dalam memelihara stabilitas masyarakat, maka dari itu dalam organisasi formal individu menciptakan peraturan dan melakukan peraturan sebagai alat untuk mengkordinasi kegiatan dalam upaya mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Dalam pengembangannya Perspektif fungsionalis menekankan pada empat sebagai berikut :
a. Masyarakat tidak bisa hidup kecuali anggota – anggotanya mempunyai persamaan persepsi sikap, dan nilai.
b. Setiap bagian mempunyai kontribusi pada keseluruhan
c. Masing-masing bagian terintegrasi satu sama lain dan saling memberi dukungan
d. Masing-masing memberi kekuatan sehingga keseluruhan masyarakat menjadi stabil
D. Perspektif Konflik
Perspektif ini menjelaskan bahwa masyarakat selalu dalam keadan konflik terus menerus, baik antar individu maupun kelompok, karena pemikiran Perspektif ini menekankan pada adanya perbedaan individu dalammendukung suatu system sosial. Menurut Perspektif ini juga masyarakat terdiri dari individu yang masing-masing memiliki berbagai kebutuhan. Keberhasilan individu mendapatkan kebutuhan tersebut berbeda-beda, karena kemampuan individu berbeda-beda. Persaingan untuk mendapatkan kebutuhan memicu munculnya konflik dalam masyarakat. Selain itu Perspektif konflik menitikberatkan paa konsep kekuasaan dan kewewenangan yang tidak merata pada system sosial, sehingga menimbulkan konflik baik antara kepentingan pribadi dan kepentingan sosial. Manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan selalu berinteraksi, karenaa itu beberapa pemikir melihat interaki sosial sebagai mekanisme yang meggerakkan konflik. Tokoh pengagas ataupun pemikir dari Perspektif ini antara lain : Karl Marx, Hegel, Lews Coser, dan Frederich Engles. Melihat masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang kekuasan yang terus berusaha memelihara dan meningkatkan posisinya. Perspektif ini beranggapan bahwa kelompok-kelompok tersebut mempunyai tujuan sendiri yang beragam dan tidak pernah terintegrasi dalam mencapai tujuan, suatu kelompok sering kali harus mengorbankan dampak lain. Karena itu konflik selalu muncul.
Singkatnnya, pandangan ini berorientasi pada studi struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial, yang memandang masyarakat terus menerus berubah dan masing-masing bagian dalam masyarakat potensial memacu dan menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks pemeliharaan tatanan sosial, Perspektif ini lebih menekankan pada peranan kekuasaan.
eFJe17
semua tugas makalahku akan aku posting ke Blog ini..... Semoga, Blog ini bisa menjadi referensi bagi semua kalangan.....
Rabu, 05 Januari 2011
Rabu, 08 Desember 2010
MASA REVOLUSI FISIK INDONESIA ( 1945-1950 )
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Meskipun kemerdekaan Indonesia telah di proklamasikan, ternyata bangsa Indonesia masih mengalami berbagai macam rongrongan atau gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Pemerintah Belanda masih tetap ingin menguasai wilayah Indonesia. Namun, kali ini kedatangan pasukan Belanda ke wilayah Indonesia bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris. Kedatangannya disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia. Sejak 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang dibantu oleh pasukan Sekutu-Inggris.
A. Perjuangan bersenjata dan diplomasi
Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara merdeka. Namun, hal itu bukan berarti keadaan dalam negeri menjadi tenang. Kemerdekaan itu harus dipertahankan dari ancaman pihak asing. Untuk mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata. Perjuangan diplomasi melahirkan beberapa perjanjian, sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan terjadinya berbagai pertempuran.
1. Pertempuran Surabaya (10 november 1945)
Pertempuran di Surabaya melawan sekutu tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yangmendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september 1945. Perebutan kekuasaan dan senjata yand dilakukan oleh para pemuda berubah mejadi situasi revolusi yang konfrontatif antara pihak Indonesia dengan Sekutu.
Latar belakang pertempuran Surabaya, antara lain :
1) keinginan Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai oleh para pemuda Indonesia.
2) Inggris yang mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil membebaskan seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan penyerangan.
3) terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada pertempuran 28, 29 , dan 30 oktober 1945.
4) ultimatum Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 1945 dan berakhir pada tanggal 15 desember 1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama rakyan Indonesia melawan pasukan Sekutu-Inggris
Latar belakang pertempuran Ambarawa, antara lain :
1) Insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri, yang kedatangannya diikuti oleh orang-orang NICA
2) pihak Sekutu yang mengingkari janjinya terhadap persetujuan yang sebelumnya telah disetujui oleh kedua belah pihak.
3) Sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
3. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 november 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly mendarat di Sumatera Utara yang dikuti oleh pasukan NICA. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengah dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain :
1) bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2) ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah-putih.
3) ultimatum agar pemuda Medan menyrahkan senjata kepada Sekutu.
4. Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya. Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya di Indonesia. Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap berkobar.
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
1) Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.
2) Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3) Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4) Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.
5. Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para pemuda Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan.
Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut kembali kekuasan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.
6. Pertempuran Margarana (20 november 1946)
Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat di pulau Bali. Ketika Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.
Latar belakang pertempuran Margarana, antara lain :
1) kedatangan Belanda yang memporak-porandakan pasukan Igusti Ngurah Rai
2) tidak behasilnya Belanda yang membujuk Pimpinan Laskar Bali untuk bekerja sama.
3) pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil menyerang markas Belanda yang menyebabkan kemarahan dari pihak Belanda.
7. Perjanjian Linggarjati
Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk mempertahankan kemerdekaan menyebabkan Inggris menarik suatu kesimpulan bahwa sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat diselesaikan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan cara diplomasi. Untuk menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda, makap ada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dna jenderal Oerip Soemohardjo. Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai penengah. Isi persetujuan Linggarjati, antara lain :
1) Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama membentuk negara federasi bernama Negara Indonesia Serikat.
2) NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.
3) Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto.
8. Agresi Militer I Belanda
Pada tanggal 27 mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari yang menuntut agar segera dibentuk pemerintahan sementara bersama dan pembentukan pasukan bersama. Namun ultimatum ini dijawab dengan penolakan oleh Bangsa Indonesia. Sehingga, pada tanggal 21 juli 1947 Belanda melakukan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI. Serangan ini dikenal sebagai Agresi Militer I Belanda. Dalam waktu singkat Belanda berhasil menguasai kota-kota, sasaran utama Belanda ialah menguasai daerah-daerah penghasil devisa. Akibatnya wilayah yang dikuasai RI semakin sempit dan pada umumnya adalah daerah minus.
9. Perjanjian Renville
Sementar peperangan sedang berlangsung, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 agustus 1947, dan segera setelah itu mendirikan suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat sebagai penengah perselisihan itu. Yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara.
Dengan perantara KTN, pada tanggal 8 desember 1947 dimulantara RI dan Belanda. Perundingan diadakan ditempat netral, yakni diatas kapal perang Amerika Serikat USS enville di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebab RI menolak berunding di daerah yang dikuasai Belanda. Perundingan akhirnya menghasilkan persetujuan yang ditandatangani pada tanggal 17 juanuari 1948 yang dikenal dengan perjanjian Renville. Persetujuan itu menmpatkan RI pada posis yang sulit. RI terpaksa mengakui pendudukan Belanda di daerah-daerah yang mereka rebut selama Agresi Militer I.
10. Agresi Militer II Belanda
Pihak Belanda yang masih ingin menguasai wilayah Indonesia, mencari cara untuk mengingkari persetujuan yang sudah disepakati. Sebelum macetnya perundingan itu sudah ada tanda-tanda bahwa pihak Belanda akan melanggar Perjanjian Renville. Oleh karena itu, pemerintah RI sudah memperhitungkan bahwa sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernya untuk menghancurkan RI dengan kekuatan senjata.
Seperti yang telah diduga seblumnya, akhirnya Belanda pun melakukan aksi militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil di dudukinya ibukota Yogyakarta. Setelah serbuan ke Yogya dan daerah RI yang lain. Belanda mengalami tekanan politik dan militer. Terutama dari USA dan negara Asia yang bersimpati pada perjuangan RI. Dari segi militer, taktik gerilya dan sistem wehrkreise yang dilaksanakan Angkatan perang RI berhasil mengacaukan strategi dan taktik Belanda. Perjuangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret. Karena secara militer Belanda tidak akan dapat menaklukkan RI, jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik adalah kembali ke meja perundingan.
1.2. AKHIR PERANG KEMERDEKAAN (AKHIR REVOLUSI FISIK)
B. Perjuangan mewujudkan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI)
Meski kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan, Belanda tetap saja tidak mau mengakui kelahiran negara Indonesia. Belanda masih ingin menguasai wilayah Indonesia. Masa-masa revolusi fisik merupakan masa yang cukup berat bagi bangsa Indonesia karena disamping harus berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diraihnya harus juga berjuang mewujudkan negara kesatuan RI. Wilayah Indonesia telah dipecah-pecah oleh Belanda. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun angkat senjata.
1. Perjanjian Roem Royen
Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak Internaisonal melakukan tekana kepada Belanda, terutama USA yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 27 mei 1949, RI dan Belanda menyepakati perjanjian Roem Royen. Perjanjian ini merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya Konferensi Meja Bundar yamg menjadi cikal bakal terwujudnya NKRI. Perundingan ini dilakukan untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda setelah bangsa Indonesia dengan gigih mempertahankan wilayahnya dari segala agresi Belanda. Inti dari perjanjian ini yaitu akan dilaksanakanya KMB yang akan membahas tentang kedaulatan bangsa Indonesia.
2. Konferensi Inter-Indonesia
Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen, pada tanggal 22 juni 1949 diadakan perundingan formal antara RI. Hasil konferensi Inter-Indonesia yang disetujui bersama, antara lain :
1) NIS disetujui dengan nama RIS
2) Angkatan perang RIS adalah angkatang perang Nasional
Selain itu, disetujui pula bahwa bendera kebangsaan adalah sang saka Merah Putih, lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya, bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia, dan hari nasional adalah tanggal 17 agustus.
3. Konferensi Meja Bundar dan Pengakuan Kedaulatan
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antar pemerintah RI dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 agustus hingga 2 november 1949, yang menghasilkan kesepakatan bahwa Belanda mengakui kedaulatan RIS. Sesuai dengan hasil KMB, pada tanggal 27 desember 1949 berlangsung upacara pengakuan kedaulatan oleh pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS.
4. Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda
PBB turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata anatar Indonesia-Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950). Pada tanggal 24 januari 1949 Dewan Keamanan PBB bersidang dan dalam sidang tersebut Amerika mengeluarkan resolusi yang disetujui oleh semui negara anggota, yaitu :
1) Membebaskan Presiden dan Wakil Presidan serta pemimpin RI yang ditangkap pada 19 desenber 1948
2) Memerintahkan KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai situasi di Indonesia sejak 19 desember 1948.
Dengan pengakuan kedaulatan tanggal 27 desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi bersenjata di Indonesia dan secar de jure pihak Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan rakyat Indonesia tanggal 17 agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya pada tanggal 28 september 1950, Indonesia di terima menjadi anggota PBB yang ke-60. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi telah di akui oleh dunia internaisonal.
PEMBAHASAN
1.1. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Meskipun kemerdekaan Indonesia telah di proklamasikan, ternyata bangsa Indonesia masih mengalami berbagai macam rongrongan atau gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Pemerintah Belanda masih tetap ingin menguasai wilayah Indonesia. Namun, kali ini kedatangan pasukan Belanda ke wilayah Indonesia bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris. Kedatangannya disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia. Sejak 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang dibantu oleh pasukan Sekutu-Inggris.
A. Perjuangan bersenjata dan diplomasi
Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara merdeka. Namun, hal itu bukan berarti keadaan dalam negeri menjadi tenang. Kemerdekaan itu harus dipertahankan dari ancaman pihak asing. Untuk mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata. Perjuangan diplomasi melahirkan beberapa perjanjian, sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan terjadinya berbagai pertempuran.
1. Pertempuran Surabaya (10 november 1945)
Pertempuran di Surabaya melawan sekutu tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yangmendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september 1945. Perebutan kekuasaan dan senjata yand dilakukan oleh para pemuda berubah mejadi situasi revolusi yang konfrontatif antara pihak Indonesia dengan Sekutu.
Latar belakang pertempuran Surabaya, antara lain :
1) keinginan Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai oleh para pemuda Indonesia.
2) Inggris yang mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil membebaskan seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan penyerangan.
3) terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada pertempuran 28, 29 , dan 30 oktober 1945.
4) ultimatum Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 1945 dan berakhir pada tanggal 15 desember 1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama rakyan Indonesia melawan pasukan Sekutu-Inggris
Latar belakang pertempuran Ambarawa, antara lain :
1) Insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri, yang kedatangannya diikuti oleh orang-orang NICA
2) pihak Sekutu yang mengingkari janjinya terhadap persetujuan yang sebelumnya telah disetujui oleh kedua belah pihak.
3) Sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
3. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 november 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly mendarat di Sumatera Utara yang dikuti oleh pasukan NICA. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengah dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain :
1) bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2) ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah-putih.
3) ultimatum agar pemuda Medan menyrahkan senjata kepada Sekutu.
4. Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya. Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya di Indonesia. Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap berkobar.
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
1) Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.
2) Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3) Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4) Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.
5. Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para pemuda Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan.
Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut kembali kekuasan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.
6. Pertempuran Margarana (20 november 1946)
Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat di pulau Bali. Ketika Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.
Latar belakang pertempuran Margarana, antara lain :
1) kedatangan Belanda yang memporak-porandakan pasukan Igusti Ngurah Rai
2) tidak behasilnya Belanda yang membujuk Pimpinan Laskar Bali untuk bekerja sama.
3) pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil menyerang markas Belanda yang menyebabkan kemarahan dari pihak Belanda.
7. Perjanjian Linggarjati
Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk mempertahankan kemerdekaan menyebabkan Inggris menarik suatu kesimpulan bahwa sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat diselesaikan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan cara diplomasi. Untuk menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda, makap ada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dna jenderal Oerip Soemohardjo. Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai penengah. Isi persetujuan Linggarjati, antara lain :
1) Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama membentuk negara federasi bernama Negara Indonesia Serikat.
2) NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.
3) Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto.
8. Agresi Militer I Belanda
Pada tanggal 27 mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari yang menuntut agar segera dibentuk pemerintahan sementara bersama dan pembentukan pasukan bersama. Namun ultimatum ini dijawab dengan penolakan oleh Bangsa Indonesia. Sehingga, pada tanggal 21 juli 1947 Belanda melakukan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI. Serangan ini dikenal sebagai Agresi Militer I Belanda. Dalam waktu singkat Belanda berhasil menguasai kota-kota, sasaran utama Belanda ialah menguasai daerah-daerah penghasil devisa. Akibatnya wilayah yang dikuasai RI semakin sempit dan pada umumnya adalah daerah minus.
9. Perjanjian Renville
Sementar peperangan sedang berlangsung, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 agustus 1947, dan segera setelah itu mendirikan suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat sebagai penengah perselisihan itu. Yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara.
Dengan perantara KTN, pada tanggal 8 desember 1947 dimulantara RI dan Belanda. Perundingan diadakan ditempat netral, yakni diatas kapal perang Amerika Serikat USS enville di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebab RI menolak berunding di daerah yang dikuasai Belanda. Perundingan akhirnya menghasilkan persetujuan yang ditandatangani pada tanggal 17 juanuari 1948 yang dikenal dengan perjanjian Renville. Persetujuan itu menmpatkan RI pada posis yang sulit. RI terpaksa mengakui pendudukan Belanda di daerah-daerah yang mereka rebut selama Agresi Militer I.
10. Agresi Militer II Belanda
Pihak Belanda yang masih ingin menguasai wilayah Indonesia, mencari cara untuk mengingkari persetujuan yang sudah disepakati. Sebelum macetnya perundingan itu sudah ada tanda-tanda bahwa pihak Belanda akan melanggar Perjanjian Renville. Oleh karena itu, pemerintah RI sudah memperhitungkan bahwa sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernya untuk menghancurkan RI dengan kekuatan senjata.
Seperti yang telah diduga seblumnya, akhirnya Belanda pun melakukan aksi militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil di dudukinya ibukota Yogyakarta. Setelah serbuan ke Yogya dan daerah RI yang lain. Belanda mengalami tekanan politik dan militer. Terutama dari USA dan negara Asia yang bersimpati pada perjuangan RI. Dari segi militer, taktik gerilya dan sistem wehrkreise yang dilaksanakan Angkatan perang RI berhasil mengacaukan strategi dan taktik Belanda. Perjuangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret. Karena secara militer Belanda tidak akan dapat menaklukkan RI, jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik adalah kembali ke meja perundingan.
1.2. AKHIR PERANG KEMERDEKAAN (AKHIR REVOLUSI FISIK)
B. Perjuangan mewujudkan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI)
Meski kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan, Belanda tetap saja tidak mau mengakui kelahiran negara Indonesia. Belanda masih ingin menguasai wilayah Indonesia. Masa-masa revolusi fisik merupakan masa yang cukup berat bagi bangsa Indonesia karena disamping harus berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diraihnya harus juga berjuang mewujudkan negara kesatuan RI. Wilayah Indonesia telah dipecah-pecah oleh Belanda. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun angkat senjata.
1. Perjanjian Roem Royen
Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak Internaisonal melakukan tekana kepada Belanda, terutama USA yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 27 mei 1949, RI dan Belanda menyepakati perjanjian Roem Royen. Perjanjian ini merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya Konferensi Meja Bundar yamg menjadi cikal bakal terwujudnya NKRI. Perundingan ini dilakukan untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda setelah bangsa Indonesia dengan gigih mempertahankan wilayahnya dari segala agresi Belanda. Inti dari perjanjian ini yaitu akan dilaksanakanya KMB yang akan membahas tentang kedaulatan bangsa Indonesia.
2. Konferensi Inter-Indonesia
Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen, pada tanggal 22 juni 1949 diadakan perundingan formal antara RI. Hasil konferensi Inter-Indonesia yang disetujui bersama, antara lain :
1) NIS disetujui dengan nama RIS
2) Angkatan perang RIS adalah angkatang perang Nasional
Selain itu, disetujui pula bahwa bendera kebangsaan adalah sang saka Merah Putih, lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya, bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia, dan hari nasional adalah tanggal 17 agustus.
3. Konferensi Meja Bundar dan Pengakuan Kedaulatan
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antar pemerintah RI dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 agustus hingga 2 november 1949, yang menghasilkan kesepakatan bahwa Belanda mengakui kedaulatan RIS. Sesuai dengan hasil KMB, pada tanggal 27 desember 1949 berlangsung upacara pengakuan kedaulatan oleh pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS.
4. Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda
PBB turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata anatar Indonesia-Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950). Pada tanggal 24 januari 1949 Dewan Keamanan PBB bersidang dan dalam sidang tersebut Amerika mengeluarkan resolusi yang disetujui oleh semui negara anggota, yaitu :
1) Membebaskan Presiden dan Wakil Presidan serta pemimpin RI yang ditangkap pada 19 desenber 1948
2) Memerintahkan KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai situasi di Indonesia sejak 19 desember 1948.
Dengan pengakuan kedaulatan tanggal 27 desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi bersenjata di Indonesia dan secar de jure pihak Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan rakyat Indonesia tanggal 17 agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya pada tanggal 28 september 1950, Indonesia di terima menjadi anggota PBB yang ke-60. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi telah di akui oleh dunia internaisonal.
Sabtu, 13 November 2010
punk rock jalanan
punk rockl jalanan versi anak2 Dompu-NTB ( vokal : faisal, backing vokal : rahmi, guitaris : malik )
Langganan:
Postingan (Atom)